Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog Artikel & Materi . Senang sekali rasanya kali ini dapat kami bagikan artikel tentang Kepadatan Populasi Penduduk dan Pengaruhnya terhadap ketersediaan air bersih, pangan, lahan, udara bersih, dan pencemaran lingkungan.
KEPADATAN PENDUDUK
Penduduk adalah seseorang atau sekelompok orang yang tinggal dan menetap suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu.
Jumlah penduduk dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan (fluktuasi pertumbuhan). Fluktuasi ini dikenal dengan istilah Dinamika Penduduk
Dinamika Penduduk adalah perubahan penduduk pada suatu negara dari waktu ke waktu.
Kepadatan populasi / penduduk adalah jumlah anggota populasi (penduduk) per satuan luas lahan yang ditempati dalam kurun waktu tertentu.
Kepadatan populasi dirumuskan sebagai berikut :
Ada 3 faktor yang mempengaruhi jumlah kepadatan populasi penduduka dalam suatu negara, yaitu angka kelahiran (natalitas), angka kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi)
1. Natalitas (angka kelahiran) adalah bilangan yang menunjukan jumlah kelahiran hidup setiap 1000 penduduk per tahun.
Berikut rumus dan kriteria natalitas (angka kelahiran)
Rumus Natalitas :
Kriteria natalitas :
• Angka kelahiran tinggi, jika lebih dari 30
• Angka kelahiran sedang, jika antara 20 sampai 30
• Angka kelahiran rendah, jika kurang dari 20
2. Mortalitas (angka kematian), yaitu bilangan yang menunjukan jumlah angka kematian dari tiap 1000 penduduk per tahun.
Berikut rumus dan kriteria mortalitas (angka kematian)
Kriteria mortalitas :
• Angka kematian tinggi, jika lebih dari 18
• Angka kematian sedang, jika antara 14 sampai 18
• Angka kematian rendah, jika antara 9 sampai 13
3. Migrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain.
Terjadinya migrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
- Kesulitan ekonomi atau gaji yang rendah di daerah asal.
- Situasi sosial-budaya.
- Kurangnya sarana dan prasarana di daerah asal.
Jumlah penduduk dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan (fluktuasi pertumbuhan). Fluktuasi ini dikenal dengan istilah Dinamika Penduduk
Dinamika Penduduk adalah perubahan penduduk pada suatu negara dari waktu ke waktu.
Kepadatan populasi / penduduk adalah jumlah anggota populasi (penduduk) per satuan luas lahan yang ditempati dalam kurun waktu tertentu.
Kepadatan populasi dirumuskan sebagai berikut :
Ada 3 faktor yang mempengaruhi jumlah kepadatan populasi penduduka dalam suatu negara, yaitu angka kelahiran (natalitas), angka kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi)
1. Natalitas (angka kelahiran) adalah bilangan yang menunjukan jumlah kelahiran hidup setiap 1000 penduduk per tahun.
Berikut rumus dan kriteria natalitas (angka kelahiran)
Rumus Natalitas :
Kriteria natalitas :
• Angka kelahiran tinggi, jika lebih dari 30
• Angka kelahiran sedang, jika antara 20 sampai 30
• Angka kelahiran rendah, jika kurang dari 20
2. Mortalitas (angka kematian), yaitu bilangan yang menunjukan jumlah angka kematian dari tiap 1000 penduduk per tahun.
Berikut rumus dan kriteria mortalitas (angka kematian)
Kriteria mortalitas :
• Angka kematian tinggi, jika lebih dari 18
• Angka kematian sedang, jika antara 14 sampai 18
• Angka kematian rendah, jika antara 9 sampai 13
3. Migrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain.
Terjadinya migrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
- Kesulitan ekonomi atau gaji yang rendah di daerah asal.
- Situasi sosial-budaya.
- Kurangnya sarana dan prasarana di daerah asal.
- Kesempatan kerja dan ekonomi yang lebih baik di daerah yang akan dituju.
Jenis migrasi berdasarkan dengan prosesnya dapat dibedakan menjadi :
a. Migrasi Internal : Migrasi yang terjadi dalam suatu negara.
- Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya
- Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota
- Ruralisasi, yaitu perpindahan dari kota ke desa
b. Migrasi Eksternal : Migrasi yang terjadi antar negara.
- Imigrasi, yaitu masuknya penduduk ke suatu negara lain dengan tujuan menetap.
- Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke suatu negara lain dengan tujuan menetap.
Peningkatan kepadatan penduduk dapat menimbulkan permasalahan, antara lain:
- Kurang terpenuhinya kebutuhan udara bersih, air bersih, serta bahan makanan.
- Berkurangnya lahan untuk pemukiman dan lahan pertanian.
- Menurunnya tingkat kesehatan masyarakat.
- Meningkatnya penderita penyakit menular dan kronis.
Untuk mengatasi kepadatan populasi manusia dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya :
- Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dengan program Keluarga Berencana (KB).
- Meningkatkan taraf pendidikan agar masyarakat dapat mengubah sikap, pola pikir dan perilaku.
- Menggalakkan program transmigrasi agar persebaran penduduk lebih merata.
- Meningkatkan lapangan kerja di daerah untuk mencegah terjadinya urbanisasi
- Mengimbangi pertumbuhan penduduk dengan meningkatkan produksi pangan, melalui program: intensifikasi (peningkatan produksi pertanian melalui perbaikan cara bercocok tanan), ektensifikasi (peningkatan produksi pertanian melalui perluasan lahan), diversifikasi (penganekaragaman jenis makanan), dan mencari sumber makanan baru,
PENGARUH KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUNGAN
Kepadatan populasi di suatu daerah dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada daerah yang padat, usaha peningkatan kualitas penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal ini menimbulkan permasalahan social, ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan lahan, air bersih, kebutuhan pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan. Coba bandingkan tingkat pencemaran yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor antara daerah pedesaan dengan daerah perkotaan. Tentu tingkat pencemaran udara di daerah perkotaan lebih tinggi. Kepadatan populasi berpengaruh terhadap beberapa aspek yang berkaitan dengan kehidupan manusia antara lain sebagai berikut :
1. Ketersediaan Udara Bersih
Udara bersih adalah kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin tinggi jumlah penduduk berarti semakin banyak oksigen yang dibutuhkan. Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industri yang memakai bahan bakar fosil (bensin, solar, minyak bumi, dan batu bara) mengakibatkan kadar karbondioksida ( CO2 ) dan karbon monoksida ( CO ) di udara meningkat. Beberapa kegiatan industri menghasilkan gas-gas pencemar yang berbahaya seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan karena pembakaran tak sempurna.
2. Ketersediaan Pangan
Agar mampu bertahan hidup, manusia memerlukan makanan. Dengan meningkatnya jumlah populasi penduduk, maka jumlah makanan yang dibutuhkan juga meningkat. Terjadinya ketidakseimbangan antara pertumbuhan jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya dapat terjadi kekurangan gizi atau bahkan kekurangan bahan pangan. Sebagian besar lahan di kota yang semestinya untuk pertanian malah digunakan untuk lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya hasil pertanian pangan dari desa. Dengan demikian kenaikan jumlah penduduk, secara otomatis akan meningkat pula kebutuhan pangan.
3. Ketersediaan Lahan
Kepadatan populasi manusia mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk pemukiman, sarana penunjang kehidupan, industri, tanah pertanian, dan lainnya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan menggunakan lahan pertanian yang produktif untuk membangun pemukiman dan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan, sehingga mengakibatkan menurunnya produksi pangan. Selain itu, untuk membangun kawasan industri, perkebunan, dan pertanian sering dilakukan dengan cara membuka hutan. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sebenarnya kegiatan itu dapat merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Jadi peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk.
4. Ketersediaan Air Bersih
Meskipun 2/3 dari luasan bumi berupa perairan, namun tidak semua air tersebut dapat digunakan secara langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas bisa menyebabkan masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri, untuk kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan lainnya. Jumlah penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan yang dapat mencemari air.
Pembuatan sumur artesis untuk keperluan industri dan kompleks perumahan mengakibatkan sumur-sumur tradisional mengering. Disamping itu, kawasan pemukiman penduduk yang padat biasanya hanya tersedia sedikit kawasan terbuka yang berfungsi untuk daerah serapan air hujan. Kawasan yang tertutup rapat oleh aspal dan beton membuat air tidak dapat meresap ke lapisan tanah, sehingga saat turun hujan, air hujan akan mengalir begitu saja melalui permukaan tanah. Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin lama semakin berkurang sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air bersih.
5. Pencemaran lingkungan
Kegiatan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya sering mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan. Contoh, untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan bahan baku kertas, maka pohon di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan perkebunan dan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/ lahan gambut dikeringkan. Guna mempercepat transportasi, dibuat bermacam-macam kendaraan bermotor. Guna memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil.
Jika tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh diatas lama-lama akan menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan secara liar dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat mengurangi bahkan menghilangkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Bila daya dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak terjamin.
Di daerah yang padat, karena minimnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang secara sembarangan, misalnya di sungai. Akibatnya air sungai menjadi tercemar. Kebutuhan transportasi juga meningkat sehingga jumlah kendaraan bermotor bertambah banyak. Hal ini dapat mengakibatkan polusi udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem.
Referensi :
http://semi-yanto.blogspot.co.id/2011/10/pengaruh-kepadatan-populasi-terhadap.html
http://kumpulanmateriipafisikamatematikasmp.blogspot.co.id/2013/02/materi-biologi-kelas-vii-pengaruh.html
Demikian artikel tentang Kepadatan Populasi Penduduk dan Pengaruhnya terhadap ketersediaan air bersih, pangan, lahan, udara bersih, dan pencemaran lingkungan yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat
Jenis migrasi berdasarkan dengan prosesnya dapat dibedakan menjadi :
a. Migrasi Internal : Migrasi yang terjadi dalam suatu negara.
- Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya
- Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota
- Ruralisasi, yaitu perpindahan dari kota ke desa
b. Migrasi Eksternal : Migrasi yang terjadi antar negara.
- Imigrasi, yaitu masuknya penduduk ke suatu negara lain dengan tujuan menetap.
- Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke suatu negara lain dengan tujuan menetap.
Peningkatan kepadatan penduduk dapat menimbulkan permasalahan, antara lain:
- Kurang terpenuhinya kebutuhan udara bersih, air bersih, serta bahan makanan.
- Berkurangnya lahan untuk pemukiman dan lahan pertanian.
- Menurunnya tingkat kesehatan masyarakat.
- Meningkatnya penderita penyakit menular dan kronis.
Untuk mengatasi kepadatan populasi manusia dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya :
- Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dengan program Keluarga Berencana (KB).
- Meningkatkan taraf pendidikan agar masyarakat dapat mengubah sikap, pola pikir dan perilaku.
- Menggalakkan program transmigrasi agar persebaran penduduk lebih merata.
- Meningkatkan lapangan kerja di daerah untuk mencegah terjadinya urbanisasi
- Mengimbangi pertumbuhan penduduk dengan meningkatkan produksi pangan, melalui program: intensifikasi (peningkatan produksi pertanian melalui perbaikan cara bercocok tanan), ektensifikasi (peningkatan produksi pertanian melalui perluasan lahan), diversifikasi (penganekaragaman jenis makanan), dan mencari sumber makanan baru,
PENGARUH KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUNGAN
Kepadatan populasi di suatu daerah dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada daerah yang padat, usaha peningkatan kualitas penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal ini menimbulkan permasalahan social, ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan lahan, air bersih, kebutuhan pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan. Coba bandingkan tingkat pencemaran yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor antara daerah pedesaan dengan daerah perkotaan. Tentu tingkat pencemaran udara di daerah perkotaan lebih tinggi. Kepadatan populasi berpengaruh terhadap beberapa aspek yang berkaitan dengan kehidupan manusia antara lain sebagai berikut :
1. Ketersediaan Udara Bersih
Udara bersih adalah kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin tinggi jumlah penduduk berarti semakin banyak oksigen yang dibutuhkan. Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industri yang memakai bahan bakar fosil (bensin, solar, minyak bumi, dan batu bara) mengakibatkan kadar karbondioksida ( CO2 ) dan karbon monoksida ( CO ) di udara meningkat. Beberapa kegiatan industri menghasilkan gas-gas pencemar yang berbahaya seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan karena pembakaran tak sempurna.
2. Ketersediaan Pangan
Agar mampu bertahan hidup, manusia memerlukan makanan. Dengan meningkatnya jumlah populasi penduduk, maka jumlah makanan yang dibutuhkan juga meningkat. Terjadinya ketidakseimbangan antara pertumbuhan jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya dapat terjadi kekurangan gizi atau bahkan kekurangan bahan pangan. Sebagian besar lahan di kota yang semestinya untuk pertanian malah digunakan untuk lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya hasil pertanian pangan dari desa. Dengan demikian kenaikan jumlah penduduk, secara otomatis akan meningkat pula kebutuhan pangan.
3. Ketersediaan Lahan
Kepadatan populasi manusia mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk pemukiman, sarana penunjang kehidupan, industri, tanah pertanian, dan lainnya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan menggunakan lahan pertanian yang produktif untuk membangun pemukiman dan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan, sehingga mengakibatkan menurunnya produksi pangan. Selain itu, untuk membangun kawasan industri, perkebunan, dan pertanian sering dilakukan dengan cara membuka hutan. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sebenarnya kegiatan itu dapat merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Jadi peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk.
4. Ketersediaan Air Bersih
Meskipun 2/3 dari luasan bumi berupa perairan, namun tidak semua air tersebut dapat digunakan secara langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas bisa menyebabkan masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri, untuk kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan lainnya. Jumlah penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan yang dapat mencemari air.
Pembuatan sumur artesis untuk keperluan industri dan kompleks perumahan mengakibatkan sumur-sumur tradisional mengering. Disamping itu, kawasan pemukiman penduduk yang padat biasanya hanya tersedia sedikit kawasan terbuka yang berfungsi untuk daerah serapan air hujan. Kawasan yang tertutup rapat oleh aspal dan beton membuat air tidak dapat meresap ke lapisan tanah, sehingga saat turun hujan, air hujan akan mengalir begitu saja melalui permukaan tanah. Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin lama semakin berkurang sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air bersih.
5. Pencemaran lingkungan
Kegiatan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya sering mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan. Contoh, untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan bahan baku kertas, maka pohon di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan perkebunan dan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/ lahan gambut dikeringkan. Guna mempercepat transportasi, dibuat bermacam-macam kendaraan bermotor. Guna memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil.
Jika tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh diatas lama-lama akan menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan secara liar dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat mengurangi bahkan menghilangkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Bila daya dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak terjamin.
Di daerah yang padat, karena minimnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang secara sembarangan, misalnya di sungai. Akibatnya air sungai menjadi tercemar. Kebutuhan transportasi juga meningkat sehingga jumlah kendaraan bermotor bertambah banyak. Hal ini dapat mengakibatkan polusi udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem.
Referensi :
http://semi-yanto.blogspot.co.id/2011/10/pengaruh-kepadatan-populasi-terhadap.html
http://kumpulanmateriipafisikamatematikasmp.blogspot.co.id/2013/02/materi-biologi-kelas-vii-pengaruh.html
Demikian artikel tentang Kepadatan Populasi Penduduk dan Pengaruhnya terhadap ketersediaan air bersih, pangan, lahan, udara bersih, dan pencemaran lingkungan yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat